Gereja Katedral Bandung

Bandung Jawa Barat.

Gereja Katedral Ruteng

Ruteng Manggarai.

Gereja Katedral Waitabula

Waitabula Sumba Barat Daya NTT.

Iklan

Pasang Iklan Hubungi Redaksi

ads

Sabtu, 19 April 2025

Doa mukjizat kesembuhan dari Santo Padre Pio

Bapa Surgawi, aku berterima kasih kepada-Mu karena telah mencintaiku. Aku juga berterima kasih kepadaMu karena telah mengirimkan Putera-Mu, Yesus Kristus, ke dunia untuk menyelamatkan dan memerdekakan kami.

Aku percaya pada kekuatan dan kasih karunia-Mu yang menopang dan memulihkanku. Bapa yang penuh kasih, sentuhlah aku sekarang dengan tangan-Mu yang menyembuhkan, karena aku percaya bahwa kehendak-Mu adalah agar aku sehat dalam pikiran, tubuh, jiwa dan roh.

Tutupi aku dengan Darah Putra-Mu yang paling berharga, Tuhan kami Yesus Kristus, dari atas kepalaku sampai ke telapak kakiku. Keluarkan apapun yang seharusnya tidak ada dalam diriku.

Singkirkan sel-sel yang tidak sehat dan tidak normal. Buka arteri atau vena yang tersumbat dan bangun serta isi kembali area yang rusak. Hapus semua peradangan dan bersihkan infeksi apa pun dengan kuasa darah Yesus. Biarlah api kasih kesembuhan-Mu melewati seluruh tubuhku untuk menyembuhkan dan memperbaharui bagian-bagian yang sakit sehingga tubuhku akan berfungsi seperti yang Engkau ciptakan.

Sentuh juga pikiran dan emosiku, bahkan relung hatiku yang terdalam. Penuhi seluruh keberadaanku dengan kehadiran, cinta, suka cita, dan kedamaian-Mu. Allah, tarik aku semakin dekat kepada-Mu setiap saat dalam kehidupan. Bapa, penuhi aku dengan Roh Kudus-Mu dan berdayakan aku untuk melakukan pekerjaan-Mu sehingga hidupku membawa kemuliaan dan kehormatan bagi nama-Mu yang Kudus. Aku meminta ini dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Jumat, 18 April 2025

Paskah: Inti Iman Katolik dan Puncak Misteri Keselamatan

 


Paskah disebut sebagai inti Iman Katolik karena peristiwa yang diperingati pada Paskah—kebangkitan Yesus Kristus dari kematian—merupakan pusat dari seluruh kepercayaan dan harapan umat Katolik. Berikut alasan utamanya:


1. Kebangkitan Kristus Meneguhkan Segala Ajaran-Nya

Jika Kristus tidak bangkit, maka seluruh pengajaran dan tindakan-Nya tidak memiliki kuasa ilahi. Namun, karena Ia bangkit, maka:

"Iman kita tidak sia-sia." (lih. 1 Korintus 15:14)

Artinya, kebangkitan adalah bukti bahwa Yesus adalah sungguh Anak Allah dan bahwa ajaran-Nya benar.


2. Paskah Memberi Harapan Akan Kehidupan Kekal

Kemenangan Kristus atas maut memberikan harapan bahwa umat-Nya pun akan dibangkitkan dan memperoleh hidup kekal. Paskah bukan hanya tentang Yesus, tetapi tentang semua umat beriman yang akan ikut serta dalam kebangkitan.


3. Pusat Liturgi Gereja

Liturgi Katolik berputar di sekitar Misteri Paskah (wafat dan kebangkitan Kristus). Bahkan setiap perayaan Ekaristi adalah peringatan akan Paskah:

“Setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari piala ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.” (1 Kor 11:26)


4. Puncak dari Kisah Penyelamatan

Seluruh sejarah keselamatan dalam Alkitab—dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru—mengarah kepada Paskah. Ini adalah momen ketika rencana keselamatan Allah bagi umat manusia digenapi.


5. Tanpa Paskah, Iman Menjadi Kosong

Seperti dikatakan Santo Paulus:

“Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga iman kamu.” (1 Kor 15:14)


Jadi, Paskah adalah sumber sukacita, harapan, dan keselamatan, menjadikannya inti dari Iman Katolik.

Kamis, 17 April 2025

Per Crucem Tuam: Dengan Salib-Mu, Engkau Menebus Dunia

 


Makna mencium salib Yesus pada perayaan Jumat Agung sangat mendalam dan simbolis bagi umat Kristiani. Tindakan ini bukan sekadar ritual, melainkan ungkapan iman, rasa syukur, penyesalan, dan kasih kepada Yesus yang telah wafat demi keselamatan umat manusia.

Makna Mencium Salib pada Jumat Agung

1. Ungkapan Syukur atas Pengorbanan Yesus

  • Salib adalah simbol cinta kasih Allah yang terbesar. Dengan mencium salib, umat menyatakan syukur atas pengorbanan Yesus yang rela menderita dan mati untuk menebus dosa manusia.

2. Tanda Iman dan Pengakuan

  • Mencium salib adalah bentuk pengakuan iman bahwa Yesus adalah Juruselamat. Tindakan ini menyatakan bahwa umat percaya pada karya keselamatan yang terjadi melalui salib Kristus.

3. Tindakan Penyesalan dan Pertobatan

  • Dalam suasana Jumat Agung yang khidmat, mencium salib juga mencerminkan pertobatan pribadi. Umat merenungkan penderitaan Yesus yang disebabkan oleh dosa-dosa manusia, termasuk dosa-dosa mereka sendiri.

4. Ungkapan Kasih dan Kesetiaan

  • Tindakan mencium salib bisa dilihat sebagai bentuk kasih balik kepada Yesus yang telah lebih dulu mengasihi manusia tanpa syarat. Ini juga simbol kesetiaan untuk tetap mengikuti Dia dalam suka dan duka.

5. Partisipasi dalam Salib Kristus

  • Dengan mencium salib, umat secara simbolik ikut ambil bagian dalam salib Kristus, siap untuk memikul salib masing-masing dalam kehidupan sehari-hari (bdk. Mat 16:24).


Liturgi Cium Salib

Dalam liturgi Jumat Agung, setelah homili dan doa umat, ada bagian yang disebut Penghormatan Salib. Imam menunjukkan salib dan umat secara bergiliran datang untuk menyentuh, mencium, atau bersujud di hadapannya—semua sebagai tanda penghormatan dan cinta.


 Penghormatan salib dilakukan dalam keheningan, sebagai bentuk kontemplasi dan doa pribadi yang mendalam. Namun, banyak umat atau komunitas yang menambahkan doa atau ucapan pribadi saat mencium salib sebagai bentuk ungkapan iman dan devosi.

Berikut beberapa ucapan/doa yang bisa diucapkan secara pribadi saat mencium salib:


Doa atau Ucapan Pribadi yang Sering Diucapkan

  1. "Terima kasih, Tuhan Yesus, atas kasih-Mu yang tak terbatas."

  2. "Tuhan, ampunilah aku. Kasihanilah aku, orang berdosa."

  3. "Dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia."
    (dalam Latin: Per crucem tuam, redemisti mundum)

  4. "Tuhan Yesus, aku mencintai-Mu. Tolong aku memikul salibku seperti Engkau memikul salib-Mu."

  5. "Yesus yang Tersalib, kasihanilah aku, keluarga dan dunia yang berdosa ini."

  6. "Aku percaya kepada-Mu, ya Yesus, penyelamatku dan Tuhan-ku."

  7. "Salib yang kudus, tanda kemenangan dan kasih sejati."


🌿 Kalimat Tradisional (jika ingin nuansa lebih khusyuk):

“Sembah sujudku kepada-Mu, ya Kristus, dan aku memuji Engkau, sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.”

Kalimat ini sering digunakan dalam Ibadat Jalan Salib, dan sangat tepat untuk dibisikkan saat mencium salib.

Yesus Membasuh Kaki Murid: Simbol Kasih, Kerendahan Hati, dan Pengampunan

 


Tradisi pembasuhan kaki pada perayaan Kamis Putih merupakan salah satu momen yang sangat penting dalam liturgi Gereja Katolik dan banyak denominasi Kristen lainnya. Tradisi ini merujuk pada peristiwa yang terjadi pada malam sebelum Yesus disalibkan, yaitu saat Perjamuan Terakhir (Last Supper), di mana Yesus membasuh kaki para rasul-Nya. Peristiwa ini dicatat dalam Injil Yohanes 13:1-17.

Makna Tradisi Pembasuhan Kaki

  1. Tindakan Kerendahan Hati

    • Pada zaman Yesus, membasuh kaki adalah tugas seorang hamba. Ketika Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya, Ia memberikan teladan kerendahan hati dan pelayanan.

    • Meskipun Ia adalah Tuhan, Yesus tidak segan melakukan pekerjaan yang dianggap hina, untuk menunjukkan bahwa pelayanan dan kasih tidak memandang status.

  2. Simbol Kasih yang Total

    • Tindakan membasuh kaki juga merupakan simbol kasih Yesus yang tak terbatas kepada para murid, yang kemudian disempurnakan melalui pengorbanan-Nya di salib.

    • Ia mengasihi sampai pada akhir, bahkan kepada murid yang akan mengkhianati-Nya (Yudas Iskariot).

  3. Ajakan untuk Menjadi Pelayan

    • Yesus berkata, "Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu" (Yohanes 13:15).

    • Ini adalah ajakan bagi semua pengikut Kristus untuk melayani sesama dengan rendah hati, bukan mencari kehormatan atau kuasa.


Makna Yesus Mencium Kaki Para Rasul

Meskipun dalam Alkitab tidak secara eksplisit disebutkan bahwa Yesus mencium kaki para rasul, tradisi dan seni Kristen (terutama dalam lukisan dan devosi) kadang menggambarkan tindakan ini sebagai ekspresi kasih yang mendalam dan kerendahan hati total. Dalam beberapa budaya dan liturgi, tindakan mencium kaki bisa menjadi lambang:

  1. Kasih Tanpa Syarat – mencium kaki adalah bentuk penghormatan dan kasih tanpa batas, terlebih dari seorang Guru kepada murid.

  2. Pengampunan dan Penerimaan – mencerminkan penerimaan meskipun para murid tidak sempurna, bahkan akan meninggalkan Dia di saat penderitaan.

  3. Pelayanan yang Total – menunjukkan bahwa Yesus melayani dengan segenap diri-Nya, bahkan sampai pada titik yang paling rendah secara sosial.


Konteks Liturgis di Gereja

Dalam misa Kamis Putih, imam biasanya membasuh kaki beberapa umat sebagai simbol Yesus yang membasuh kaki para murid. Hal ini menjadi pengingat tahunan akan panggilan untuk melayani, merendahkan diri, dan mengasihi tanpa syarat.

Rangkaian Semana Santa 2025 di Larantuka Flores Timur NTT

 

perayaan Semana Santa 2025 di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang merupakan salah satu tradisi Paskah tertua dan paling sakral di Indonesia:

Perayaan Semana Santa di Larantuka dimulai pada Minggu, 13 April 2025, dengan Misa Minggu Palma yang dipimpin oleh Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Ku


ng.
Prosesi ini melibatkan perarakan menuju Gereja Katedral Reinha Rosari.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan:

  • Selasa, 15 April: Misa Harian dan devosi Tikam Turo serta pembuatan Armida.

  • Rabu Trewa, 16 April: Lamentasi dan pemberkatan jalur prosesi.

  • Kamis Putih, 17 April: Misa pemberkatan minyak dan peringatan Perjamuan Terakhir.

  • Jumat Agung, 18 April: Prosesi Cium Tuan, di mana umat mencium salib Yesus (Tuan Ana) dan patung Bunda Maria (Tuan Ma).

Puncak perayaan terjadi pada Minggu Paskah, 20 April 2025, dengan perayaan kebangkitan Yesus Kristus.


🙏 Partisipasi Ribuan Peziarah

Perayaan tahun ini menarik ribuan peziarah dari berbagai daerah. Hingga Rabu, 16 April 2025, tercatat lebih dari 1.100 peziarah telah tiba di Larantuka. Uskup Larantuka mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung kelancaran dan keamanan rangkaian kegiatan Semana Santa. 


♿ Aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas

Panitia Semana Santa 2025 memberikan perhatian khusus kepada penyandang disabilitas dengan menyediakan area khusus di lokasi perayaan, termasuk dalam Misa Kamis Putih. Layar monitor besar dan penerjemah bahasa isyarat disiapkan untuk memastikan mereka dapat mengikuti misa dengan baik.


🤝 Solidaritas untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Sebagai bagian dari gerakan kasih, Keuskupan Larantuka mengajak umat untuk memberikan dukungan bagi korban erupsi Gunung Lewotobi, baik secara material maupun spiritual.


🔒 Pengamanan dan Operasi Semana Santa Turangga 2025

Untuk memastikan keamanan selama perayaan, Polda NTT melibatkan 3.148 personel dalam Operasi Semana Santa Turangga 2025 yang berlangsung dari 16 hingga 30 April 2025.


Perayaan Semana Santa di Larantuka tahun ini tidak hanya menjadi momen spiritual yang mendalam, tetapi juga mencerminkan semangat kebersamaan, inklusivitas, dan solidaritas masyarakat.

Untuk merasakan suasana perayaan, Anda dapat menonton cuplikan Misa Kamis Putih berikut:


sumber: Kompas.com, Antara News, Detik.com

Kamis, 03 April 2025

Breaking News: Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Tutup Usia

  


Kabar duka datang dari Gereja Katolik Indone
sia. Mgr. Petrus "Piet" Turang, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang, meninggal dunia pada usia 78 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, pada Jumat, 4 April 2025. ​

Mgr. Petrus Turang lahir di Tataaran, Sulawesi Utara, pada 23 Februari 1947. Beliau ditahbiskan sebagai imam pada 18 Desember 1974 dan kemudian diangkat sebagai Uskup Agung Kupang pada 10 Oktober 1997, menggantikan Mgr. Gregorius Manteiro, S.V.D. Beliau menjabat hingga 9 Maret 2024, sebelum akhirnya digantikan oleh Mgr. Hironimus Pakaenoni. ​

Selama masa kepemimpinannya, Mgr. Turang dikenal atas dedikasinya dalam mengembangkan Keuskupan Agung Kupang. Beliau mengusung moto "Pertransiit Benefaciendo" yang berarti "Ia berkeliling sambil berbuat baik" (Kisah Para Rasul 10:38). ​

Mgr. Turang telah lama berjuang melawan penyakit gagal ginjal dan menjalani perawatan cuci darah sebelum akhirnya berpulang. ​

Kepergian Mgr. Petrus Turang meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di Keuskupan Agung Kupang dan seluruh Indonesia. Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.




sumber: Sesawi.net, Pos Kupang.com, kupang.tribunnews.com, Hidup katolik.com, Komsos Keuskupan Agung Kupang

Selasa, 01 April 2025

8 Ayat Alkitab tersimpan Rahasia Kekayaan

 8 ayat Alkitab yang berkaitan dengan kekayaan:




ads