Gereja Katedral Bandung

Bandung Jawa Barat.

Gereja Katedral Ruteng

Ruteng Manggarai.

Gereja Katedral Waitabula

Waitabula Sumba Barat Daya NTT.

Iklan

Pasang Iklan Hubungi Redaksi

ads

Sabtu, 03 Mei 2025

Menantikan Paus Baru dengan Doa dan Harapan

 

Proses pemilihan Paus selalu menjadi momen istimewa bagi umat Katolik di seluruh dunia. Ini bukan sekadar pergantian pemimpin Gereja, tetapi juga saat yang sarat makna spiritual—saat di mana kita diajak untuk merenung, berdoa, dan menyerahkan harapan-harapan kita kepada penyelenggaraan ilahi.

Ketika dunia menantikan munculnya asap putih dari Kapel Sistina, kita diajak untuk menanti dengan hati yang penuh iman. Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang sering kali penuh kegaduhan, pemilihan Paus menjadi pengingat akan pentingnya diam dalam doa, serta membuka hati bagi karya Roh Kudus yang terus menyertai Gereja-Nya.

Siapa pun yang terpilih nanti, kita yakin bahwa Tuhan sedang bekerja melalui para Kardinal yang berkumpul dalam konklaf. Oleh karena itu, mari kita menjadikan masa penantian ini sebagai masa doa: memohon agar Tuhan mengaruniakan seorang gembala yang bijak, rendah hati, kuat dalam iman, dan mampu menuntun umat-Nya di tengah tantangan zaman.

Sebagai umat beriman, tugas kita bukan hanya menunggu, tetapi juga menyambut dengan kesiapan hati. Kita berdoa bukan hanya untuk pemimpin baru, tetapi juga untuk Gereja secara keseluruhan—agar tetap menjadi tanda kasih, harapan, dan damai di tengah dunia yang terluka.

Mari kita menantikan Paus baru sambil berdoa meminta tuntunan Tuhan. Semoga dalam doa dan harapan yang kita panjatkan, kita pun dibarui dalam semangat iman dan kesetiaan kepada panggilan sebagai umat Allah.

Transparansi dan Akuntabilitas: Kunci Moral dan Struktural Pencegah Korupsi

 

Korupsi bukan hanya permasalahan hukum dan keuangan, tetapi juga krisis moral dan kepercayaan publik. Dalam beberapa dekade terakhir, bangsa ini menyaksikan betapa merusaknya praktik korupsi di berbagai lembaga: dari instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, hingga lembaga keagamaan seperti gereja. Fenomena ini menunjukkan bahwa korupsi tidak mengenal batas, dan pencegahannya membutuhkan dua fondasi utama: transparansi dan akuntabilitas.

Moral Tanpa Sistem Tak Cukup

Banyak lembaga, terutama yang berbasis keagamaan atau sosial, merasa cukup mengandalkan niat baik dan moralitas internal. Padahal sejarah membuktikan bahwa sistem yang tidak transparan tetap membuka celah penyimpangan, seberapa pun mulianya niat awal suatu organisasi. Di sisi lain, lembaga negara dengan sistem birokrasi ketat pun tetap rentan korupsi jika tidak disertai mekanisme pertanggungjawaban yang kuat.

Transparansi bukan sekadar keterbukaan informasi, tetapi komitmen untuk menjadikan setiap proses—mulai dari penganggaran, pengambilan keputusan, hingga pelaporan—terbuka untuk diawasi publik. Sementara itu, akuntabilitas berarti setiap individu dalam lembaga bertanggung jawab atas tindakannya dan bersedia diperiksa serta dievaluasi secara berkala.

Tanpa Pengawasan, Kekuasaan Cenderung Disalahgunakan

Lord Acton pernah berkata, “Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely.” Kekuatan untuk mengelola dana, membuat keputusan, atau mewakili umat adalah bentuk kekuasaan. Tanpa kontrol dan pertanggungjawaban, kekuasaan itu mudah tergelincir menjadi alat kepentingan pribadi.

Hal ini bukan hanya terjadi di lembaga negara, tetapi juga dalam organisasi keagamaan dan sosial yang mengelola donasi publik atau iuran umat. Gereja atau lembaga zakat, misalnya, bisa kehilangan kredibilitas hanya karena satu kasus penyalahgunaan dana oleh oknum pengurus yang tidak terpantau.

Jalan Menuju Reformasi

Pencegahan korupsi harus dimulai dari reformasi internal: membangun sistem berbasis digital, membuka akses laporan keuangan, menerapkan audit independen, dan menyediakan saluran pelaporan pelanggaran (whistleblowing) yang aman. Tak kalah penting adalah pendidikan integritas sejak dini, baik di sekolah, komunitas, maupun tempat ibadah.

Kita tidak bisa terus bergantung pada aparat penegak hukum sebagai garda terakhir. Masyarakat harus menjadi bagian dari sistem pengawasan. Dan untuk itu, kita membutuhkan lembaga-lembaga yang bersedia dibuka, dikritik, dan diperbaiki.


Transparansi dan akuntabilitas bukan hanya kebutuhan teknis, tetapi juga panggilan moral. Lembaga yang terbuka bukan berarti lemah, justru sebaliknya: ia membuktikan bahwa dirinya layak dipercaya. Dalam dunia yang semakin menuntut integritas, hanya lembaga yang bersedia dipertanggungjawabkan yang akan bertahan dan mendapat tempat di hati masyarakat.

Selasa, 22 April 2025

Perpisahan Dunia: Paus Fransiskus Dimakamkan 26 April di Roma

 


Paus Fransiskus wafat pada Senin, 21 April 2025, dalam usia 88 tahun. Sesuai dengan wasiatnya, beliau akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, bukan di Basilika Santo Petrus di Vatikan seperti banyak pendahulunya. Paus Fransiskus menginginkan pemakaman yang sederhana, dengan jenazahnya dikuburkan langsung di tanah tanpa hiasan, hanya ditandai dengan nama kepausannya dalam bahasa Latin: Franciscus.

Basilika ini merupakan salah satu dari empat basilika utama di Roma dan dikenal karena arsitektur megah serta mosaik kuno yang indah. Terletak di Bukit Esquiline, basilika ini memiliki sejarah panjang sebagai tempat ziarah dan devosi kepada Bunda Maria.

Pemakaman dijadwalkan pada Sabtu, 26 April 2025. Sebelumnya, jenazah Paus akan disemayamkan di Basilika Santo Petrus mulai Rabu, 23 April, untuk memberikan kesempatan kepada umat memberikan penghormatan terakhir.

Keputusan Paus Fransiskus untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore mencerminkan kedekatannya dengan tempat tersebut, di mana beliau sering berdoa sebelum dan sesudah perjalanan apostoliknya.


Sumber: Reuters, Kompas.com, RCTI


Paus Fransiskus, Pemimpin Spiritualitas dan Nurani Kemanusiaan Global

   


Paus Fransiskus, lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, adalah Paus ke-266 Gereja Katolik dan pemimpin negara Vatikan. Ia terpilih pada 13 Maret 2013, menjadi Paus pertama yang berasal dari benua Amerika, dari Ordo Yesuit, dan yang pertama mengambil nama Fransiskus, merujuk pada Santo Fransiskus dari Assisi, simbol kesederhanaan, perdamaian, dan perhatian terhadap kaum miskin.

Berikut ini adalah peran dan kontribusi Paus Fransiskus secara global dalam hal perdamaian, toleransi, dan kemanusiaan:


🌍 1. Perdamaian Dunia

Paus Fransiskus secara aktif menyerukan penghentian konflik bersenjata, terutama di wilayah-wilayah yang dilanda perang seperti Suriah, Ukraina, Sudan Selatan, dan Gaza.

  • Ia menolak perang sebagai solusi, dan mendesak para pemimpin dunia untuk berdialog dan bernegosiasi.
  • Dalam banyak kesempatan, ia mengatakan: “Tidak ada perang yang adil – hanya ada perdamaian yang adil.”
  • Paus sering menggunakan diplomasi Vatikan untuk mendorong perdamaian, termasuk menjadi mediator diam-diam antara AS dan Kuba dalam membuka kembali hubungan diplomatik pada 2014.

🕊️ 2. Toleransi Antaragama

Paus Fransiskus dikenal sebagai tokoh lintas agama yang mempererat hubungan antara umat Katolik dengan agama lain.

  • Pada 2019, ia menandatangani “Dokumen Persaudaraan Manusia” di Abu Dhabi bersama Imam Besar Al-Azhar, Ahmed el-Tayeb — sebuah deklarasi bersejarah tentang kerja sama antarumat beragama demi perdamaian dan hidup berdampingan.
  • Ia secara terbuka mengutuk ekstremisme dan kekerasan atas nama agama, serta menyuarakan pentingnya saling menghormati antara umat beragama.
  • Paus juga mengunjungi negara-negara mayoritas Muslim seperti Uni Emirat Arab dan Irak, sebagai simbol dialog dan toleransi.


❤️ 3. Kemanusiaan dan Pembelaan Kaum Miskin

Paus Fransiskus menjadikan perhatian kepada kaum miskin dan terpinggirkan sebagai inti dari kepausannya.

  • Ia sering menyuarakan keprihatinan terhadap pengungsitunawisma, dan migran, menyebut mereka sebagai “wajah Kristus di dunia modern”.
  • Paus mengkritik sistem ekonomi global yang menghasilkan ketimpangan, menyebutnya sebagai bentuk “ekonomi yang membunuh”.
  • Ia mendesak agar keadilan sosial, perlindungan lingkungan, dan hak-hak asasi manusia menjadi prioritas dunia.

🌱 4. Kepedulian terhadap Lingkungan

Dalam ensikliknya yang terkenal Laudato Si’ (2015), Paus Fransiskus menyoroti krisis ekologi dan perubahan iklim sebagai isu moral dan spiritual.

  • Ia mengajak semua manusia, tak peduli agama atau negaranya, untuk menjadi “penjaga rumah bersama” dan menyelamatkan bumi dari kerusakan.
  • Ensiklik ini berdampak besar pada wacana global mengenai tanggung jawab moral terhadap lingkungan hidup.

🧍‍♂️ 5. Kepemimpinan yang Rendah Hati dan Inklusif

Paus Fransiskus menampilkan gaya kepemimpinan yang bersahaja dan dekat dengan rakyat:

  • Ia menolak tinggal di Istana Apostolik, dan memilih tinggal di rumah tamu di Vatikan.
  • Ia dikenal kerap turun langsung menyapa umat, mencuci kaki narapidana, mengunjungi kamp pengungsi, dan mengangkat isu kaum disabilitas, lansia, serta penderita HIV/AIDS.


Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin spiritual umat Katolik, tetapi juga tokoh moral dunia yang aktif mempromosikan perdamaian, toleransi antaragama, keadilan sosial, dan perlindungan terhadap lingkungan. Gaya kepemimpinannya yang inklusif dan sederhana membuatnya dihormati lintas agama dan budaya.


Paus Fransiskus, lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, adalah Paus ke-266 Gereja Katolik dan pemimpin negara Vatikan. Ia terpilih pada 13 Maret 2013, menjadi Paus pertama yang berasal dari benua Amerika, dari Ordo Yesuit, dan yang pertama mengambil nama Fransiskus, merujuk pada Santo Fransiskus dari Assisi, simbol kesederhanaan, perdamaian, dan perhatian terhadap kaum miskin.

Berikut ini adalah peran dan kontribusi Paus Fransiskus secara global dalam hal perdamaian, toleransi, dan kemanusiaan:


🌍 1. Perdamaian Dunia

Paus Fransiskus secara aktif menyerukan penghentian konflik bersenjata, terutama di wilayah-wilayah yang dilanda perang seperti Suriah, Ukraina, Sudan Selatan, dan Gaza.

  • Ia menolak perang sebagai solusi, dan mendesak para pemimpin dunia untuk berdialog dan bernegosiasi.

  • Dalam banyak kesempatan, ia mengatakan: “Tidak ada perang yang adil – hanya ada perdamaian yang adil.”

  • Paus sering menggunakan diplomasi Vatikan untuk mendorong perdamaian, termasuk menjadi mediator diam-diam antara AS dan Kuba dalam membuka kembali hubungan diplomatik pada 2014.


🕊️ 2. Toleransi Antaragama

Paus Fransiskus dikenal sebagai tokoh lintas agama yang mempererat hubungan antara umat Katolik dengan agama lain.

  • Pada 2019, ia menandatangani “Dokumen Persaudaraan Manusia” di Abu Dhabi bersama Imam Besar Al-Azhar, Ahmed el-Tayeb — sebuah deklarasi bersejarah tentang kerja sama antarumat beragama demi perdamaian dan hidup berdampingan.

  • Ia secara terbuka mengutuk ekstremisme dan kekerasan atas nama agama, serta menyuarakan pentingnya saling menghormati antara umat beragama.

  • Paus juga mengunjungi negara-negara mayoritas Muslim seperti Uni Emirat Arab dan Irak, sebagai simbol dialog dan toleransi.


❤️ 3. Kemanusiaan dan Pembelaan Kaum Miskin

Paus Fransiskus menjadikan perhatian kepada kaum miskin dan terpinggirkan sebagai inti dari kepausannya.

  • Ia sering menyuarakan keprihatinan terhadap pengungsi, tunawisma, dan migran, menyebut mereka sebagai “wajah Kristus di dunia modern”.

  • Paus mengkritik sistem ekonomi global yang menghasilkan ketimpangan, menyebutnya sebagai bentuk “ekonomi yang membunuh”.

  • Ia mendesak agar keadilan sosial, perlindungan lingkungan, dan hak-hak asasi manusia menjadi prioritas dunia.


🌱 4. Kepedulian terhadap Lingkungan

Dalam ensikliknya yang terkenal Laudato Si’ (2015), Paus Fransiskus menyoroti krisis ekologi dan perubahan iklim sebagai isu moral dan spiritual.

  • Ia mengajak semua manusia, tak peduli agama atau negaranya, untuk menjadi “penjaga rumah bersama” dan menyelamatkan bumi dari kerusakan.

  • Ensiklik ini berdampak besar pada wacana global mengenai tanggung jawab moral terhadap lingkungan hidup.


🧍‍♂️ 5. Kepemimpinan yang Rendah Hati dan Inklusif

Paus Fransiskus menampilkan gaya kepemimpinan yang bersahaja dan dekat dengan rakyat:

  • Ia menolak tinggal di Istana Apostolik, dan memilih tinggal di rumah tamu di Vatikan.

  • Ia dikenal kerap turun langsung menyapa umat, mencuci kaki narapidana, mengunjungi kamp pengungsi, dan mengangkat isu kaum disabilitas, lansia, serta penderita HIV/AIDS.


Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin spiritual umat Katolik, tetapi juga tokoh moral dunia yang aktif mempromosikan perdamaian, toleransi antaragama, keadilan sosial, dan perlindungan terhadap lingkungan. Gaya kepemimpinannya yang inklusif dan sederhana membuatnya dihormati lintas agama dan budaya.

Senin, 21 April 2025

BREAKING NEWS: Paus Fransiskus Meninggal Dunia pada Usia 88 Tahun

  

Vatikan, Senin, 21 April 2025 — Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, telah meninggal dunia pada usia 88 tahun. Kabar duka ini diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Romawi Suci, pada pukul 07.35 waktu setempat (05.35 GMT) di kediaman resmi Paus di Domus Sanctae Marthae, Vatikan.

Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936, terpilih sebagai Paus ke-266 pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI. Ia menjadi Paus pertama dari Amerika Latin dan dikenal luas karena pendekatannya yang rendah hati, sederhana, serta kepeduliannya terhadap kaum miskin dan isu-isu sosial global. ​

Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai suara bagi kaum tertindas dan pelopor reformasi dalam Gereja Katolik. Ia juga aktif dalam dialog antaragama dan isu-isu lingkungan hidup. Namun, kritiknya terhadap kapitalisme dan kebijakan iklim sempat menimbulkan ketegangan dengan beberapa kelompok konservatif. ​

Paus Fransiskus sempat dirawat di rumah sakit sejak Februari 2025 karena komplikasi pernapasan yang berkembang menjadi pneumonia ganda. Meskipun demikian, ia tetap menjalankan tugas-tugas kepausannya dalam kapasitas terbatas hingga akhir hayatnya. ​

Pengumuman resmi dari Vatikan disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell, yang menyatakan: "Pagi ini pukul 07.35 waktu setempat, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa." ​

Para pemimpin dunia menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebutnya sebagai "pembela kaum miskin dan perdamaian." Presiden Israel Isaac Herzog menghargai upayanya dalam membangun dialog antaragama dan perdamaian di Timur Tengah. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menyebutnya sebagai "gembala besar." ​

Prosesi pemakaman dan penghormatan terakhir akan segera diumumkan oleh pihak Vatikan. Umat Katolik di seluruh dunia diimbau untuk bersatu dalam doa dan mengenang warisan besar yang ditinggalkan oleh Paus Fransiskus.

Semoga Paus Fransiskus beristirahat dalam damai.​


Sumber: Vatican News, Kompas.com, AP News

Sabtu, 19 April 2025

Mengenal 12 Rasul Yesus Kristus


Inilah 12 Rasul Yesus. Asal dan Pekerjaan mereka sebelum dipanggil Yesus jadi muridnya serta sepak terjang mereka selama hidup.

1. Simon Petrus (Simon, anak Yunus)

  • Asal: Betsaida, kemudian tinggal di Kapernaum (Galilea)

  • Pekerjaan: Nelayan

  • Catatan: Saudara Andreas. Yesus memberinya nama "Petrus" (batu karang). Ia menjadi pemimpin para rasul.


2. Andreas

  • Asal: Betsaida (Galilea)

  • Pekerjaan: Nelayan

  • Catatan: Saudara Petrus. Salah satu murid Yohanes Pembaptis sebelum mengikuti Yesus.


3. Yakobus anak Zebedeus

  • Asal: Galilea

  • Pekerjaan: Nelayan

  • Catatan: Saudara Yohanes, dikenal sebagai "anak guntur" (Boanerges). Salah satu dari tiga murid terdekat Yesus.


4. Yohanes anak Zebedeus

  • Asal: Galilea

  • Pekerjaan: Nelayan

  • Catatan: Saudara Yakobus. Penulis Injil Yohanes menurut tradisi. Juga disebut sebagai "murid yang dikasihi Yesus".


5. Filipus

  • Asal: Betsaida

  • Pekerjaan: Diaken Gereja

  • Catatan: Yang pertama kali disebutkan mengenali Yesus sebagai Mesias dan mengajak Natanael (Bartolomeus).


6. Bartolomeus (kemungkinan sama dengan Natanael)

  • Asal: Kota Kana di  Galilea

  • Pekerjaan: Tidak disebutkan secara eksplisit

  • Catatan: Dikenal sebagai orang yang jujur dan saleh.


7. Matius (juga disebut Lewi)

  • Asal: Kapernaum

  • Pekerjaan: Pemungut cukai/pajak

  • Catatan: Penulis Injil Matius menurut tradisi. Meninggalkan pekerjaannya yang dianggap berdosa saat dipanggil Yesus.


8. Tomas (juga disebut Didimus)

  • Asal: Galilea

  • Pekerjaan: Nelayan Pembantu, tidak punya perahu sendiri

  • Catatan: Terkenal karena meragukan kebangkitan Yesus sebelum melihat dan menyentuh luka-luka-Nya.


9. Yakobus anak Alfeus

  • Asal: Galilea (Yudea)

  • Pekerjaan: Tidak disebutkan

  • Catatan: Kadang disebut Yakobus Muda untuk membedakannya dari Yakobus anak Zebedeus.


10. Tadeus (juga disebut Yudas anak Yakobus atau Lebeus)

  • Asal: Yudea

  • Pekerjaan: Tidak disebutkan

  • Catatan: Sangat terkenal di wilayah Armenia karena dia orang pertama yang mewartakan injil di tanah Armenia.


11. Simon orang Zelot

  • Asal: Zelot (Kanaan)

  • Pekerjaan: Anggota kelompok Zelot (kelompok nasionalis Yahudi yang menentang kekuasaan Romawi)

  • Catatan: Julukannya menunjukkan semangat perjuangan atau keyakinan keagamaannya yang kuat.


12. Yudas Iskariot

  • Asal: Keriot (daerah di Yudea, berbeda dari para rasul lain yang dari Galilea)

  • Pekerjaan: Bendahara 

  • Catatan: Mengkhianati Yesus dan kemudian mati bunuh diri. Setelah kematiannya, digantikan oleh Matias (Kisah Para Rasul 1:26).




Selamat Paskah 2025 untuk semua

  


ads