Dari Injil Lukas 17:5-10, para rasul bilang ke Yesus: “Tambahkanlah iman kami!” Lalu Yesus bilang: kalau imanmu sebesar biji sesawi aja, bahkan pohon bisa dipindahin. Tapi Dia juga kasih ilustrasi: seorang hamba setelah kerja keras nggak akan minta apresiasi, karena yang ia lakukan tadi memang tugasnya. resi.dehonian.or.id+2The Katolik Com+2
Artinya:
Iman nggak harus “besar banget”, yang kecil tapi tulus bisa punya kuasa besar.
Pelayanan itu harus dari hati, bukan demi pujian atau sorotan orang lain.
💥 Gaya Hidup Gen Z & Tantangannya
Kamu hidup di dunia yang penuh “tampilan” — medsos, like, komentar positif — kadang kita tergoda ngelakuin baik supaya “dilihat orang”. Tapi Yesus ngajak kita ke level yang dalam:
Lakukan yang baik kalau nggak ada yang tahu.
Tetap setia, meskipun gak ada like atau sorotan.
Percaya dengan iman kecil ketika kamu lagi lelah, ragu, atau ada masalah besar.
🎯 Renungan Buat Kamu Hari Ini
Cek imanmu yang “kecil” itu
Kadang kamu mikir iman kamu nggak cukup, tapi Yesus bilang: iman sekecil biji sesawi aja bisa aja “ngebalikkan” situasi. Makanya, rawat iman itu — lewat doa, baca sabda, sakramen, komunitas.
Layanan tanpa pamrih
Ada kesempatan buat bantu orang: di kelas, di kampus, di lingkungan, atau cuma teman yang butuh didengar. Lakukan tanpa berharap pujian.
Bersabar dan percaya
Bacaan pertama dari Habakuk juga ngomong soal menanti penglihatan Tuhan datang — “jika tertunda, tetaplah menanti” resi.dehonian.or.id+1
Kadang doa atau harapan kita belum dijawab sekarang juga. Tapi Tuhan itu nggak nolak, Dia punya waktu yang tepat.
🙏 Doa Singkat
Tuhan Yesus,
Tambahkanlah imanku — meskipun kecil, biarlah tumbuh jadi iman yang berbuah.
Ajari aku melayani dengan tulus, bukan demi pujian atau sorotan,
Tetapi hanya demi kemuliaan-Mu dan kasih kepada sesama.
Dalam kelemahan dan keraguan, kuatkan aku dan tuntun aku untuk setia.
Amin.
Usia: 969 tahun (Kejadian 5:27) → manusia dengan umur terpanjang dalam Alkitab.
Kebesaran di mata Tuhan:
Ia adalah kakek dari Nuh.
Hidup di masa menjelang Air Bah.
Walau Alkitab tidak banyak menceritakan perbuatannya, panjang usianya dianggap sebagai tanda kesabaran Tuhan terhadap manusia sebelum murka-Nya dinyatakan melalui Air Bah.
2. Nuh
Usia: 950 tahun (Kejadian 9:29).
Kebesaran di mata Tuhan:
Disebut sebagai “orang benar dan tidak bercela di antara orang sezamannya” (Kejadian 6:9).
Tuhan memilih Nuh untuk membangun bahtera dan menyelamatkan keluarganya serta berbagai jenis binatang dari Air Bah.
Melalui Nuh, umat manusia bisa melanjutkan keturunannya setelah bencana besar itu.
3. Adam
Usia: 930 tahun (Kejadian 5:5).
Kebesaran di mata Tuhan:
Manusia pertama yang diciptakan Tuhan, menurut Kitab Kejadian.
Diciptakan segambar dan serupa dengan Allah (Kejadian 1:27).
Walau jatuh dalam dosa karena melanggar perintah Tuhan, Adam tetap dikenang sebagai asal mula umat manusia.
4. Set
Usia: 912 tahun (Kejadian 5:8).
Kebesaran di mata Tuhan:
Anak yang lahir bagi Adam dan Hawa setelah Habel dibunuh Kain.
Melalui Set, garis keturunan yang benar dilanjutkan hingga Nuh, lalu terus sampai Abraham.
Dalam tradisi, Set dipandang sebagai bukti kasih karunia Tuhan yang memulihkan keturunan manusia setelah tragedi Kain dan Habel.
5. Enos
Usia: 905 tahun (Kejadian 5:11).
Kebesaran di mata Tuhan:
Anak dari Set, cucu Adam.
Pada masa Enos inilah orang mulai berseru kepada nama Tuhan (Kejadian 4:26).
Ia dikenang sebagai tokoh yang memelopori kehidupan rohani umat manusia.
6. Kenan
Usia: 910 tahun (Kejadian 5:14).
Kebesaran di mata Tuhan:
Termasuk dalam silsilah penting menuju Nuh.
Walaupun tidak ada catatan detail tentang hidupnya, ia menjadi bagian dari garis keturunan orang-orang yang dipilih Tuhan.
7. Mahalaleel
Usia: 895 tahun (Kejadian 5:17).
Kebesaran di mata Tuhan:
Namanya berarti "Pujian bagi Allah".
Hidupnya dicatat sebagai bagian dari garis keturunan orang benar yang setia.
8. Yared
Usia: 962 tahun (Kejadian 5:20).
Kebesaran di mata Tuhan:
Ayah dari Henokh, seorang tokoh besar yang bergaul dengan Allah.
Dari garis keturunannya lahirlah tokoh-tokoh yang dipakai Tuhan secara luar biasa.
9. Henokh
Usia: 365 tahun (Kejadian 5:23) → jauh lebih singkat dibanding tokoh sezamannya.
Kebesaran di mata Tuhan:
“Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia diangkat oleh Allah” (Kejadian 5:24).
Hanya dua orang dalam Alkitab yang diceritakan tidak mengalami kematian, yaitu Henokh dan Elia.
Panjang umur tidak selalu tanda kemuliaan, tetapi kesetiaan kepada Tuhanlah yang membuat hidup Henokh luar biasa.
10. Abraham
Usia: 175 tahun (Kejadian 25:7).
Kebesaran di mata Tuhan:
Disebut “Bapa orang beriman”.
Tuhan memilihnya menjadi nenek moyang bangsa Israel.
Melalui Abraham, Allah membuat perjanjian besar bahwa keturunannya akan menjadi berkat bagi segala bangsa.
Kesimpulan
Manusia dengan umur terpanjang adalah Metusalah (969 tahun).
Panjang umur mereka menunjukkan rencana Tuhan dalam membentuk sejarah umat manusia.
Namun, dalam pandangan Alkitab, kebesaran di mata Tuhan tidak hanya ditentukan oleh panjang umur, melainkan oleh ketaatan dan kesetiaan kepada Allah.
Contoh: Henokh hidup lebih singkat (365 tahun), tetapi justru lebih mulia karena hidupnya bergaul erat dengan Tuhan.
Kewarganegaraan:Amerika Serikat (juga memiliki kewarganegaraan Peru)
Ordo Religius:Ordo Santo Agustinus (OSA)
Robert Francis Prevost lahir dalam keluarga Katolik yang saleh dengan keturunan Prancis-Kanada. Ia tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi nilai-nilai iman yang kuat. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia merasa terpanggil menjadi imam dan memilih bergabung dengan Ordo Santo Agustinus, sebuah ordo pengemis yang menekankan kehidupan komunitas, pendidikan, dan pelayanan pastoral.
Pendidikan dan Tahbisan
1977:Memasuki novisiat Agustinus.
1982:Ditahbiskan sebagai imam.
1985:Meraih Gelar Doktor Hukum Kanonikdari Catholic University of America, Washington, D.C.
Pelayanan Misionaris di Peru
1985-1998:Ditugaskan sebagai misionaris di Peru, terutama di wilayah Chiclayo, Peru utara.
Fokus Pastoral:Melayani kaum miskin, mempromosikan pendidikan, dan memberikan bimbingan rohani.
Jabatan Kepemimpinan:Memegang berbagai posisi dalam komunitas Agustinus setempat, termasuk sebagai Prior Provinsi Peru.
Pengalamannya di Peru sangat mempengaruhi pendekatan spiritual dan pastoralnya. Komitmennya terhadap Gereja Peru membuatnya memperoleh kewarganegaraan Peru, yang mencerminkan ikatan mendalamnya dengan wilayah tersebut.
Kepemimpinan Gerejawi
1. Kepemimpinan Agustinus
2001-2013:Terpilih sebagai Prior Jenderal Ordo Santo Agustinus, memimpin komunitas Agustinus di seluruh dunia.
Fokus pada penguatan kehidupan spiritual ordo, mempromosikan persatuan global, dan meningkatkan inisiatif pendidikan.
Mewakili ordo dalam konsili besar Gereja dan pertemuan internasional.
2. Pelayanan Episkopal
2014:Diangkat oleh Paus Fransiskus sebagai Administrator Apostolik Chiclayo, Peru.
2015:Diangkat sebagai Uskup Chiclayo, Peru.
Memajukan partisipasi aktif umat awam dalam Gereja dan menekankan keadilan sosial, terutama bagi masyarakat yang terpinggirkan.
3. Peran Kurial di Vatikan
2020:Diangkat sebagai Sekretaris Kongregasi untuk Para Uskup, mengawasi pengangkatan uskup di seluruh dunia.
2022:Menjadi Prefek Dikasteri untuk Para Uskup, memimpin pengawasan keuskupan global.
2023:Ditunjuk sebagai Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, memperkuat pengaruhnya di wilayah tersebut.
Kunjungan ke Papua
2003:Sebagai Prior Jenderal Ordo Agustinus, Paus Leo XIV (Robert Prevost) mengunjungi Papua, Indonesia, tepatnya ke Keuskupan Sorong di Jayapura.
Kunjungan ini dalam rangka memperingati ulang tahun kehadiran Ordo Agustinus di wilayah tersebut.
Ia bertemu dengan komunitas lokal yang terkena dampak konflik bersenjata dan ketidakadilan sosial, menunjukkan kepedulian pastoralnya terhadap masyarakat yang terpinggirkan.
Pengalaman ini meninggalkan kesan mendalam pada komunitas Katolik Papua dan menjadi pengingat akan pentingnya perdamaian dan keadilan bagi masyarakat adat.
Pemilihan sebagai Paus
Tanggal Terpilih:9 Mei 2025
Nama Kepausan:Memilih nama Leo XIV, terinspirasi dari Paus Leo XIII, yang dikenal karena ajaran sosialnya, terutama ensiklik Rerum Novarum (Tentang Kondisi Pekerja).
Paus Amerika Pertama:Terpilihnya Paus Leo XIV menjadi momen bersejarah sebagai Paus Amerika pertama dan Paus Agustinus pertama.
Visi dan Prioritas Kepausan
1. Pelayanan Pastoral dan Evangelisasi
Menekankan Gereja yang dekat dengan umat, terutama mereka yang terpinggirkan.
Mendorong pembaruan semangat misionaris, terinspirasi dari pengalamannya di Peru dan Papua.
2. Keadilan Sosial dan Perdamaian
Memprioritaskan keadilan sosial, sejalan dengan ajaran Paus Leo XIII.
Mempromosikan dialog antarnegara, terutama di wilayah konflik.
3. Reformasi dan Transparansi Gereja
Berkomitmen untuk memajukan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan Gereja.
Mendukung sinodalitas, mendorong Gereja lokal untuk memiliki suara dalam pengambilan keputusan.
4. Memperkuat Hubungan dengan Amerika Latin
Menggunakan pengalamannya di Amerika Latin untuk memperdalam keterlibatan Gereja di wilayah tersebut.
Memajukan peran umat awam, terutama komunitas adat.
Tindakan Penting Sebagai Paus
Mei 2025:Memimpin Misa pertamanya sebagai Paus di Kapel Sistina, menyerukan agar Gereja menjadi "mercusuar cahaya" di dunia.
Juni 2025:Mengumumkan sinode global dengan fokus pada “Evangelisasi dalam Dunia Modern.”
Juli 2025:Memperkuat hubungan diplomatik dengan negara-negara Amerika Latin, menekankan perdamaian dan keadilan sosial.
Warisan dan Dampak
Paus Leo XIV dikenal sebagai pemimpin yang membangun jembatan, menggabungkan dinamika Amerika dan belas kasih Amerika Latin. Spiritualitas Agustinus yang dianutnya menekankan kerendahan hati, pelayanan, dan komitmen pada kebenaran. Sebagai pemimpin global, ia diharapkan terus melibatkan Gereja dalam isu-isu sosial kontemporer sambil tetap setia pada ajaran Kristus.